Wednesday, April 22, 2015

SHE ALWAYS IN MY HEART [38]
JANJI YANG DIGENAPI.....
Hari-hari berlalu bagai lukisan, akhirnya bulan Juli-pun datang, aku minta izin sama para dosen selama 3 minggu, untuk melamar Xian Li.karena perjalanan jauh..
Oom Yap Sin sudah telpon Om San Yu untuk mewakili keluargaku dan menyediakan segala sesuatunya, untuk acara seserahan secara adat China Daratan..
Tgl 5 Juli, kami bertolak ke Shanghai, aku, Om Yap Sin dan Tante Nancy, adik Om Yap Sin yang nantinya akan mewakili sebagai ganti mama-papaku.....
Aku juga sudah telpon Xian Li dan Kim Hwa rencanaku ini, dan mereka sudah oke banget....
Sehari sebelum berangkat, aku mohon maaf sama rekan2ku karena tak bisa mengajak mereka semua, tapi aku berjanji, pada acara pernikahan tahun depan, akan diadakan di Jakarta...
Semua menyalami aku, termasuk Silvia Sally Sung, Bu Susanti, Pak Gery,Julianto Martin ChowErich Iwong, Boy Pansel, Grace Widowati Pulih P,Johan Lim, dan Susan Sinaga.....
Dalam perjalanan, om dan tanteku tak banyak berbicara, hanya dari raut wajah mereka, terlihat ceria dan bahagia, aku juga ikut berdebar-debar, setelah sekian lam tak bertemu Xian Li, apakah dia makin cantik..? pikirku...
Sore hari, rombongan kecil kami tiba di bandara Shanghai, pihak Kim Hwa dan Xian Li rupanya sudah menyiapkan penyambutan...
Begitu melihat kami, mereka langsung melambaikan tangannya...
Setelah dekat, hatiku berdebar tak karuan, kulihat Xian Li sangat cantik sekali, Tuhan....aku berbisik dalam hati,
Engkau berikan aku yang terbaik....!
Xian Li-pun seperti terpesona melihatku...
Dia mengenakan leontin emas berbentuk hati pemberianku, dan aku mengenakan sweater coklat pemberiannya....
" Moy..." sapaku dengan suara tercekat...
" Keke..." jawabnya....dengan suara yang sama gugupnya...
Akhirnya, aku berlari...kupeluk tubuhnya dengan kerinduan yang luar biasa..
Xian Li tertawa bahagia....dia membalas pelukanku....
Tiba-tiba saja keluargaku dan keluarga Xian Li bersorak dan bertepuk tangan dengan meriahnya........
Kim Hwa menghampiri dan memeluk aku, aku tersenyum bahagia...
Tadinya rencana kami mau menginap di hotel, biar tidak merepotkan keluarga sana, tapi Om San Yu melarang :" Sudah dirumahku saja, biar kami semua ikut merasakan kebahagiaan yang lebih lagi.. " katanya...
Kemudian kami berangkat kerumah Om San Yu....
---------------------------------------
Malamnya, di rumah dua keluarga, diadakan pesta kecil, para rekan-rekan mahasiswa Kim Hwa dan Xian Li banyak yang hadir....
Keluarga Xian Li juga mengadakan pesta itu dirumahnya...
Saat para famili dan rekan sudah pada pulang, terjadi kejutan yang tak disangka-sangka..datang dari perwakilan keluarga Xian Li....
Bahwa, engkongnya Xian Li dari pihak papanya, meminta agar besok langsung diadakan pernikahan adat saja, mengingat tempat tinggalku yang jauh, dan usia engkong [kakeknya] yang sudah uzur dan ingin sekali lagi berbahagia menyaksikan cucu kesayangannya menikah....
Kemudian Om Yap Sin dan Tante Nancy berunding denganku..
Karena kupikir juga lamaran itu kan sudah setengah menikah dan keinginan membahagiakan kakek Xian Li, maka keinginannya kuturuti....
Keluarga Xian Li terus pulang dengan membawa berita bahagia itu.....
---------------------------------------------------------
Besoknya, semua pakaian adat untuk upacara pernikahan telah disiapkan, semua serba merah, rumah Om San Yu telah dihias oleh pernak-pernik pernikahan, tulisan-tulisan double happines nampak terlihat dimana-mana....
Terlihat juga bermacam-macam barang, syarat2 seserahan yang menyatu dengan pernikahan adat sudah siap semua, termasuk buah-buahan dan kue-kue..
Kemudian, rombongan berangkat menuju rumah Xian Li....
Aku sudah memakai pakaian mempelai pria berwarna merah cerah, sulaman bungamawar yang besar juga menempel didadaku, tanda kebahagiaan abadi...
Setelah dekat dengan rumah Xian Li, tampak rumahnya juga telah dihias dengan meriah, para tetangga dan famili tampak bergerombol, memenuhi pelataran ..
Tampak juga Kim Hwa dan para sahabatnya menjadi pager-ayu dengan busana merah meriah semuanya.....
Aku berjalan menuju pintu rumah, dengan dibimbing om dan tanteku, sementara Xian Li yang juga mengenakan pakaian pengantin serba merah, dan memakai cadar, dia menyambutku dipintu masuk, setelah memberi salam dan hormat antar besan, dan aku pada mertuaku, aku memberikan selendang warna merah yang dipegang oleh Xian Li, terus aku membimbing Xian Li meninjau kamarnya..
Disini, Xian LI memberikan secawan teh untuk kuminum, dan selanjutnya aku membuka cadar Xian Li, diiringi sorakan dan tepuk tangan....
Selanjutnya rombongan kedua mempelai berangkat ke kelenteng yang kebetulan dekat dengan rumah Xian Li, disini prosesi pernikahan dilakukan menurut dat istiadat setempat....
Sempat terjadi kejadian2 yang lucu, setelah prosesi keagamaan selesai, saat MC meminta aku membuka kembali cadar yang menutupi wajah Xian Li [dalam perjalanan ke kelenteng, Xian Li disuruh memakai cadar kembali], aku malah bingung karena MC mengatakannya dalam bahasa Mandarin totok, sampai akhirnya Xian Li yang berbisik :' Keke, cadarnya dibuka'
Akhirnya, aku mengerti, kemudian cadarnya kubuka lagi untuk yang kedua kalinya, diiringi sorakan dan tepuk tagan para undangan..
Setelah prosesi pernikahan di kelenteng itu selesai, maka aku dan Xian Li sudah syah dinyataka sebagai suami istri.......
Acara selanjutnya memberi hormat pada para orang tua, sebagai mempelai yang menempuh hidup baru, dengan memberikan secawan teh dan bersoja, terjadi keharuan kala aku dan Xian Li bersujud memohon restu orang tua masing-masing,kulihat papa dan mama Xian Li berulang kali mengusap air matanya, juga waktu aku bersujud pada om Yap Sin dan Tante Nancy, kulihat mata om dan tanteku basah,
hal ini membuat aku dan Xian Li turut meneteskan air mata.......
Setelah itu, aku dan Xian Li duduk di kursi pelaminan yang telah disediakan...
Beberapa penari cilik unjuk kebolehan dengan menari didepan kami dan para tamu, setelah selesai,
aku dan Xian Li memberinya angpau yang telah disediakan....
Acara makan siang juga sangat meriah, beberapa moment kuingat, sebagian lagi lupa, sorenya, aku dan Xian Li berganti busana, dan pesta berlanjut sampai malam hari....
-------------------------------------------------------
Pkl. 21.00 aku dan Xian Li pamitan pada para tamu, karena kondisi sudah lelah sekali...
Xian Li masuk kamar lebih dulu, aku menyusulnya....
Dia duduk ditepi springbed, kulihat ada perasaan malu dan gugup pada wajahnya.
Kucopot busana pengantin ini dan kuganti baju piyama yang telah disediakan...
" Moy..kok belum ganti baju..? " kataku...
Xian Li hanya tersenyum, mukanya merah merona..
Aku duduk disampingnya....
Xian Li malah bangkit, kemudian berganti piyama juga....
Dia kemudian duduk disampingku....
Aku tersenyum...Xian Li juga tersenyum....
Kulihat wajahnya, cantik dan teduh....
Oh, man!...
Cowok manapun pasti mau berbuat apa saja untuk mendapatkan cintanya......
Aku merangkul pundaknya, Xian Li bersandar kedadaku...
Oh, harum rambutnya yang kurindukan selama ini....
Aku menciumnya dengan lembut...
Xian Li terengah, muka kami sangat dekat dan secara adat, kami telah menjadi suami-istri...
Kukecup bibirnya...XIan Li membalasnya.......
[to be continued]

No comments:

Post a Comment

Mengenai Saya

My photo
Penulis dapat dihubungi di: Email: kresnagugah@gmail.com sunjaya73@gmail.com FB: https://www.facebook.com/kresna.gugah.77 BB: 7E749FBD

Search