Tuesday, April 14, 2015

SHE ALWAYS IN MY HEART [33]
ULUWATU'S KECAK AND FIRE DANCE
Sebentar lagi liburan di Bali hampir selesai, malam nanti, kami akan nonton tari kecak massal dan tari api di Uluwatu, di Bali Selatan, tiket untuk rombongan telah dipesan 3 hari yang lalu..
Agar nanti malam stamina rombongan fresh, seharian ini, acara santai saja..
Siangnya, kembali rombongan berjalan-jalan di pusat kota, selfie dan groovy..
Kembali Xian Li telpon....
" Hallo..." kataku..
" Hallo...sudah makan..? " tanyanya..
" Sudah moy...lagi ngapain ? " aku balas bertanya..
" Lagi di toko, bantuin papa " jawabnya...
" Di Bali.. masih lama keke..? "
" Besok pulang... " jawabku...
" Hati-hati keke..." pesannya...
" Yes..."
-----------------------------------------------------
Pkl 17.00 rombongan berangkat....
Didalam bus, Pak Gery dan Bu Susanti membagi-bagikan sarung bermotif kotak-kotak seperti papan catur yang harus dipakai saat memasuki pura Uluwatu, kami memakainya setelah turun dari bus.....
Memasuki pura, sayup-sayup kudengar bunyi gamelan Bali yang khas, jantungku berdebar, bukankah bunyi gamelan ini menandakan "kemunculan" Ratna..?
Silvia Sally Sung..kamu dengar engga bunyi gamelan Bali..?? " tanyaku..
" Suara gamelan..? " tanya Silvia....
" Engga tuh sleepy head." jawab Silvia kemudian..
Kemudian, kutanyakan pada Martin dan Eric, ternyata mereka juga tak merasa mendengarnya.....
Aneh, pikirku....mengapa hanya aku yang bisa mendengarnya..??
Pkl 19.00 tari kecak massal dengan kurang lebih 100 penari, mulai beraksi, meski tak memakai gamelan pengiring, namun suasana magis terasa menyelimuti seluruh pengunjung..
" Cak..!! cak..!! cak..!! Uuuh..!! " suara ini terdengar berulang-ulang, dengan ritme tangan dan tubuh yang bergerak harmoni, sungguh suatu pemandangan yang fantastis, kemudian, barulah tarian api dimulai, gamelan mulai berbunyi...
Beberapa titik arena dipenuhi oleh nyala api.....
Para penari pria dan wanita, mulai menari dengan iringan gamelan yang khas, diantara nyala api itu, mereka memerankan lakon Ramayana...
Aku mengamati para penari itu
Dan...salah satu penari wanita itu.....adalah Ratna...!!!
Jantungku berdebar...Ratna menari dengan gemulai, pada beberapa sesi, gerakannya seolah-olah kaku, matanya melirik ke kanan dan kekiri, kemudian gemulai kembali, begitulah memang tarian Bali yang seperti berbau mistis...
Semua pengunjung bagaikan terpesona, kulihat Julianto Martin ChowBoy PanselErich IwongJohan Lim, Grace Widowati Pulih P, Susan Sinaga, Pak Gery dan Bu Susanti, menonton tanpa sempat berkedip.....
Setelah 3 jam lebih, tarian-pun usai, para pengunjung mulai bubar, namun telingaku seolah-olah masih mendengar bunyi gamelan berirama slow yang khas, yang biasanya seiring dengan kemunculan Ratna....
Mataku mencari-cari Ratna, akhirnya kutemukan dia, sedang tersenyum sambil menatap aku...
Secara tak sadar, aku berdiri, dan berjalan kearahnya....
[ besoknya, rekan2ku bilang bahwa mereka kehilangan aku...]
Ratna berjalan menjauh, pada suatu sudut pura yang sepi, dia berhenti...
Malam itu cuaca cerah, meski bulan hanya separuh, namun cahayanya yang lembut, mampu menerangi sekitar pura Uluwatu.....
" Ratna...." aku memanggilnya...
" Anton..." jawabnya.....
" Jadi kamu seorang penari..? " tanyaku....
Ratna mengangguk, dia masih mengenakan busana penari...
" Bagus ngga tarianku..? " tanyanya...
Aku mengangkat jempolku...
" Bagus sekali....!!
Ada unsur magisnya, gerakan tubuhmu, mata, busana, iringan gamelan, semuanya...." kataku...
Ratna tersenyum bahagia...
" Makasih, Anton........Antonku.." katanya....
" Hey..aku senang melihatmu tersenyum seperti itu.....!" kataku...
Ratna tertawa..." Hihihik..!! Anton, kamu lucu...
Tolong copotin topi ini, terasa berat.." katanya...
Kucopot topi penarinya itu dan kuletakkan di meja batu didekatku...
Ratna mengajakku duduk di bangku batu, didepan kami tampak samar2 samudra Hindia, debur ombaknya terdengar di telinga....
Rambut Ratna terurai lepas, dia bersandar dibahuku....
" Ratna, aku mau pamit, besok aku pulang ke Jakarta.." kataku...
" Yaah.. aku tahu...." sahutnya...
" Kapan mau kesini lagi Anton..? " tanyanya...
" Aku..belum tahu...." jawabku.....
" Bunda titip salam buatmu, dan ucapan terima kasih.." kata Ratna...
" Oh ya..kirim salam kembali yaa.." kataku...
Ratna tersenyum......" Yaa.." jawabnya.....
Kami terdiam......entah berapa lama.....
Ratna menggenggam tanganku, lama sekali....
Kemudian....
Ratna mencabut tusuk kondenya yang terbuat dari emas...
" Anton, simpanlah tusuk konde ini baik2, jika suatu hari, hatimu sedang sedih, pandang dan genggamlah dia, dan aku akan datang menghiburmu...." katanya....
Aku menerima tusuk konde itu.....
" Sure..." kataku......
" Sekarang, pulanglah, teman2mu sudah mencarimu..." kata Ratna...
Kami berdiri...
Ratna mencium pipiku, kanan dan kiri....
" Antonn...!!! Antonn..!! " kudengar suara Johan, Silvia dan Martin memanggi-manggilku..
Aku menoleh ketempat dimana Ratna berdiri, tapi Ratna sudah tak ada,
suara gamelan-pun sudah sirna.....
Kumasukkan tusuk konde itu dalam saku....
" Tuh dia Anton..!!
Hey Ton, dari mana saja kau..??
Semua orang mencarimu...!! " kata Martin.....
Silvia menggandeng tanganku..
" Ton...pulang yuk...sudah tengah malam nii...." katanya.......
Kami berjalan, meninggalkan Pura Uluwatu yang mempesona....
[to be continued]

No comments:

Post a Comment

Mengenai Saya

My photo
Penulis dapat dihubungi di: Email: kresnagugah@gmail.com sunjaya73@gmail.com FB: https://www.facebook.com/kresna.gugah.77 BB: 7E749FBD

Search