Sinar Perak Dari Selatan

SHE ALWAYS IN MY HEART (23)
MUSEUM OF LOVE

Jam 14.00 bu Susanti menjemputku dengan new accordnya, dan kami segera meluncur ke museum kota..

Siang itu museum tak seberapa ramai, sambil melihat- lihat aku mengobrol dengan bu Susanti...
Susanti bercerita tentang harapan ayah dan ibunya, juga neneknya yang ingin agar dirinya menikah segera, aku hanya tersenyum..
Kemudian, dia menggandeng tanganku layaknya seperti sepasang kekasih, aku tak bisa menolaknya...
Kami berjalan menyusuri lorong museum, hidungku mencium aroma parfum yang lembut dan harum..

" Anton...." bu Susanti memanggilku...
" Yaa bu..." jawabku....
" Jangan panggil ibu.." katanya....
" Yaa Santi..."
" Kamu..eh..mencintai gadis Shanghai itu..? " tanyanya..

Aku hanya diam sambil melangkah perlahan, dikanan-kiri kami banyak lukisan zaman dulu..
" Anton...." Susanti memanggilku kembali...
" Yaa Santi.."
" Andai kamu.....
Mau membalas cintaku..."suara Susanti bagai tercekat, tangannya erat merangkul tanganku...
Langkah kami terhenti didepan sebuah lukisan besar, tak terlihat pengunjung yang lain...

" Cinta, terkadang membawa kesedihan Santi.." kataku..
" Aku tahu Anton...
Tapi aku bersedia membayar resikonya...
Kamu boleh tetap mencintai gadis Shanghai itu, ataupun Silvia,, asalkan kamu juga memberi perhatian padaku.."
Susanti menyandarkan kepalanya kedadaku, untungnya tak ada pengunjung yang terlihat..
Tak ada yang bisa kulakukan selain membelai punggungnya...
Aku teringat, mama sering melakukannya saat hatiku resah..

Kembali Susanti menangis didadaku, aku hanya bisa terdiam, aku tak sanggup menyakiti hati wanita...
Biarlah waktu yang akan menentukan dan memutuskan, pikirku, aku hanya berharap pada Tuhan, jangan sampai ada yang terluka oleh cinta...

Keluar dari museum, Susanti mengajakku main ke Ancol untuk menikmati sunset, aku tak kuasa menolaknya..

Kami duduk berdampingan sambil memandangi matahari terbenam, Santi bersandar ketubuhku..
Kubiarkan saja dia melampiaskan perasaannya, pikiranku melayang, menyebrangi lautan luas, pada seorang gadis Shanghai, kuharapkan dia tak bermimpi buruk lagi tentang diriku...