Thursday, March 19, 2015


SHE ALWAYS IN MY HEART [1]

SHANGHAI, KOTA YANG MEMPESONA
Propinsi Shanghai, Tiongkok, mempunyai banyak kota2 tua, di pelosok kota Shanghaipun masih banyak bangunan kuno yang masih terawat.
Konon nenek moyangkupun, berasal dari sini.
Sudah lama aku ingin mengunjungi kota ini, melihat dengan mata kepalaku sendiri, kegiatan para penduduknya, merasakan segarnya udara yang masih bersih dari polusi, dan berkhayal bahwa aku lahir dan dewasa disini, dan memandangi para gadisnya...
Kebetulan ada teman dekat dari oomku yang masih tinggal disana, saat kuutarakan maksudku untuk berlibur kesana, oomku Yap Sin, menyetujuinya.
Setelah tabunganku cukup, visa dan passport beres, akupun bisa mewujudkannya, mengunjungi Shanghai selama 2 bulan..oomku sebelumnya telah telpon sahabatnya agar mau menerima aku menginap di rumahnya selama 2 bulan, dan Oom San Yu telah setuju...
Aku tiba di bandara Shanghai kl pkl. 14.00
kulihat sekeliling passage penumpang, nampak sekelompok tamu penyambut, seorang pria setengah baya memegang poster bertuliskan "ANTON INDONESIA", oh tahulah aku bahwa ia mencariku...
Aku berjalan kearahnya, setelah dekat, pria itu tersenyum lebar..
"Anton, dari Jakarta..??" tanyanya..
"Ya Oom.......Oom San Yu..?? " aku balik bertanya
Oom San Yu mengangguk dan tertawa, kami berjabat tangan dengan erat, oom San Yu ternyata fasih berbahasa Indonesia, karena pernah tinggal di Glodok, hanya karena krismon 1998 mereka sekeluarga kembali ke kampung halamannya, Shanghai...
Oom San Yu menanyakan kabar Oom Yap Sin, aku bercerita apa adanya, kuceritakan Glodok sudah aman kembali, malah lebih ramai, Oom San Yu hanya tertawa..
Kami sampai dirumahnya setengah jam kemudian, rumah oom San Yu lumayan besar, beliau memang terkenal sebagai grossir obat2 tradisional yang sukses. Seorang gadis cantik membukakan pintu, om San Yu memperkenalkan putrinya yang bungsu...
"Kim Hwa.." katanya lembut...
"Anton.." jawabku..
Di ruang tamu, bu San Yu menyapaku juga dalam bahasa Indonesia..aku jadi tersenyum, kok serasa masih di Jakarta yaa..??
Kim Hwa mengantarku kekamar tamu..
"Keke, kalau ada perlu apa apa, bilang saja.." katanya..
Aku mengangguk...
Sejenak aku beristirahat....
Pkl 16.00 keluarga itu mengajakku minum teh dan mengobrol, kuceritakan keadaan Jakarta saat ini, kubilang juga bahwa gubernur DKI sekarang dijabat oleh orang keturunan Tionghoa, mereka mengangguk senang..
PKl. 18.15 Oom San Yu menyuruh Kim Hwa mengajak aku jalan2 kekota Shanghai untuk menikmati mie panggang babi Shanghai yang terkenal, serta bakpao babi yang lezat. Kim Hwa dan aku setuju....
Sesampainya di rumah makan, kami duduk ditengah ruangan, rumah makan itu besar dan pengunjungnya banyak, kabarnya Deng Xiaoping sering makan disini.
Aroma mi dan babi panggang serasa menggelitik hidung, dan mulut, heran aku, kok ada yang pantang makan daging babi yacht?? hahaha..,mereka bilang daging babi mengandung cacing pita, padahal daging sapipun sama...
Kim Hwa bersemangat mengajakku mengobrol dengan bahasa Indonesia yang patah2, aku menjawab sekenanya saja, sambil mataku menikmati pemandangan yang luar biasa di sekelilingku...
Mie ayam special dengan ditaburi suwiran panggang babi datang, dan akupun makan dengan lahapnya Kim Hwa tertawa-tawa melihatku, aku makin bersemangat, setengah jam kemudian bakpao babi datang, tapi perurku sudah tak muat, jadinya bakpao itu dibungkus saja....
Keluar dari rumah makan, kami jalan2 menikmati malam di Shanghai,
Kim Hwa bertanya, apakah aku sudah pernah naik rickshaw?? kujawab belum, kemudian Kim Hwa memanggil para tukang rickshaw yang bergerombol disana, Mereka datang, Kim HWa memilih salah seorang, kemudian kami naik,
[Rickshaw itu sejenis angkutan seperti becak, beroda dua dan ditarik oleh seseorang], baru berjalan beberapa langkah, aku minta berhenti, kubilang pada penariknya seorang pria setengah baya agar duduk disamping Kim Hwa , dan biarlah aku yang menarik rickshaw itu, pria itu tak mengerti maksudku, kemudian kujelaskan pada Kim Hwa, bahwa aku ingin mencoba menarik rickshaw, Kim Hwa bicara dalam bahasa Mandarin dan akhirnya orang tua itu mengerti, dia duduk disebelah Kim Hwa dengan kikuk, sementara aku mulai menariknya dan berlari...pertamanya agak berat, tapi sesudah agak lama aku bisa menikmatinya, berulang kali aku tersenyum dan menoleh kebelakang,
Kim Hwa terbawa oleh semangatku, dia bertepuk tangan dengan keras, sipenarik rickshaw jadi ikut gembira, ia ikut bertepuk tangan dan berteiak-teriak dalam bahasa Mandarin koko'totok, mungkin dikiranya aku orang sinting, hahaha..!!, tapi ngga apa apa, aku merasakan kebahagiaan yang aneh...
Aku mulai mencintai kota ini ...
Di salah satu rumah, Kim Hwa menyuruhku berhenti, dia turun dan membayar tukang rickshaw, si bapak itu bilang { yang kutahu kemudian} :
" Non, ini uangnya kelebihan banyak.."
KIm Hwa menjawab :" Ga apa2 paman, hari ini rezeki paman, saudara saya itu engkongnya asli sini, sekarang dia baru punya waktu berkunjung kesini.."
" Ooh gitu yaa " jawab sipenarik rickshaw, sementara aku memandang mereka sambil tersenyum meski badanku penuh keringat, tak disangka-sangka si penarik rickshaw tiba2 menghampiriku dan memeluk aku dengan terharu, dia menepuk-nepuk pundakku, memandang wajahku dengan ramah, kemudian pergi membawa rickshawnya..
Kemudian Kim Hwa menijit bel pintu, sementara aku menunggu di teras, pintu terbuka,... dan....... aku melihatnya.....
Seorang gadis sebaya Kim Hwa, tapi luar biasa cantiknya, mukanya bulat telur dengan alis yang lebat dan alami, hidung mancung, dan bibirnya tipis dibagian atas, warnanya juga alami tanpa lipstik, rambutnya hitam, sehat dan tergerai sampai punggungnya, sungguh baru aku tahu ada gadis secantik dirinya...
Kedua gadis itu saling tersenyum dan menyapa, nampak akrab sekali, setelah cipika-cipiki, Kim Hwa memanggiku..
"Keke, kenalin ini sepupu Kim Hwa, Sian Li, dia mahasiswi sastra Tiongkok di Shanghai.." jelas KIm Hwa..
Aku tersenyum, kujabat tangannya dengan hangat :" Anton " kataku..
"Sian Li " jawabnya...
Sian Li mempersilahkan kami memasuki rumahnya, kedua ortunya sedang pergi, n Sian Li hanya berdua dengan adiknya Memey, yang baru sekolah setingkat SMP.
Kami masuk dan duduk diruang tamunya yang asri, diruangan samping nampak ada kolam kecil dan kursi buat duduk...
Kim Hwa bercerita dengan semangat sambil sekali-kali menoleh kepadaku, mendengar cerita ini, Sian Li jadi senyum2 dan tiba2 saja keduanya tertawa terkekeh-kekeh tanpa henti, aku yang mengerti jadi bahan tertawaan, hanya mesam mesem saja....
Sian Li kemudian menghidangkan 4 cangkir teh hangat dan makanan kecil, sambil tersenyum padaku....
Add caption

No comments:

Post a Comment

Mengenai Saya

My photo
Penulis dapat dihubungi di: Email: kresnagugah@gmail.com sunjaya73@gmail.com FB: https://www.facebook.com/kresna.gugah.77 BB: 7E749FBD

Search