Monday, January 19, 2015




AKU INGIN ENGKAU BERTOBAT...!!!

Kisah ini saya petik dari cersil Asmaraman Kho Ping Hoo dalam episode Istana Pulau Es, jika ada sedikit perbedaan dengan cerita aslinya, harap dimaklumi, karena penulis hanya mengambil tema ceritanya saja yang sangat berharga.

Adalah seorang pendekar aliran hitam yang sakti di Tongkok, di zaman dynasty Tang, berjuluk Jai Hwa Sian [Dewa Pemetik Bunga], dijuluki demikian karena selain sakti, kesukaan pendekar ini adalah mengencani gadis2, jika si gadis mau menerima ajakan kencannya, maka sang pendekar akan memberinya hadiah2 yang mahal dan mewah, tetapi jika si gadis menolak, maka sang pendekar tak segan2 menyiksanya..
Maka para pendekar dari aliran putihpun banyak yang memburu dan ingin menghabisinya, karena tingkah penjahat ini merusak nama gadis baik2.

Alkisah pada suatu waktu, para pendekar dari aliran putih hampir berhasil membunuhnya, tubuh Jai Hwa Sian sudah terluka parah dan nafasnya makin melemah, namun pada saat yang kritis itu, datanglah pertolongan dari seorang hwesio [rahib] Siau Lim Pay/ Shaolin, dengan kepandaiannya, sang rahib menggendong Jai Hwa Sian, membawanya lari ketempat yang aman.
Dan di suatu kuil/kelenteng yang sepi dan jauh dari penduduk, sang rahib mengobati dan merawat Jai Hwa Sian sampai sembuh.

Setelah sembuh total, Jai Hwa Sian mengucapkan terima kasih dan bertanya apa yang ingin dia lakukan untuk membalas budi sang rahib..??
Sang rahib hanya menjawab singkat, bahwa dia ingin aga Jai Hwa Sian bertobat dan kembali ke jalan yang benar...!!!

Mendengar hal itu, Jai Hwa Sian tertawa terbahak-bahak dan berkata bahwa hal itu tak mungkin dilakukan, kawan2nya dari dunia hitam sudah lama mengenalnya sebagai dewa pemetik bunga, jika dia bertobat, apa kata dunia..??

Tapi sang rahib tetap ngotot bahwa Jai Hwa Sian harus bertobat dan menghentikan semua kejahatannya mencabuli gadis2 yang tak berdosa, bagaimana jika hal itu menimpa anak gadismu..?? tanya sang rahib..
Jai Hwa Sian hanya terdiam, kemudian dia berkata bahwa dia mau bertobat asalkan sang rahib merelakan dua kakinya dipukul oleh Jai Hwa Sian sampai patah, pikir Jai Hwa Sian, tak mungkin sang rahib mau memenuhi syaratnya, diluar dugaan sang rahib menyetujuinya.
Hal ini membuat Jai Hwa Sian marah, dan dengan pukulan jarak jauh, dipukulnya dua buah kaki sang rahib sampai patah.....
Sang rahib roboh ke tanah dengan dua kaki telah patah, namun dengan sisa tenaganya dia mengingatkan kembali agar Jai Hwa Sian bertobat..
Melihat sang rahib bukannya memikirkan kakinya yang telah patah, malahan mengingatkan lagi agar dia bertobat, maka amarah Jai Hwa Sian pun meledak, dengan kekuatan penuh, Jai Hwa Sian memukul sang rahib, tepat dikepalanya.
Kali ini pukulan ini membuatnya tewas ditempat dengan kepala pecah, padahal, kalau sang rahib mau, dengan mudah dia bisa mengalahkan Jai Hwa Sian.
Jai Hwa Sian pun segera berlalu dari situ..

Namun bayangan wajah sang rahib semenjak itu, mengikutinya terus, saat ia hendak mencabuli gadis, perkataan sang rahib terngiang-ngiang ditelinganya, menghilangkan gairahnya untuk berbuat jahat..
Akhirnya satu-persatu wajah2 korbannya yang memelas dan memohon ampun, senantiasa terbayang dimatanya, sehingga Jai Hwa Sian hampir stress dibuatnya, hingga akhirnya dia berjalan tak tentu tujuan...

Pada suatu hari, langkah kakinya membawanya ke sebuah kuil/ kelenteng sederhana di kaki bukit Thaisan, Jai Hwa Sian curhat pada rahib setempat dan mulai belajar tentang kebaikan dan kehidupan,,,
Enam bulan kemudian Jai Hwa Sian bertobat, mencukur semua rambutnya dan menadi seorang biksu/hwesio.
Kini Jai Hwa Sian setiap hari ziarah kekuburan sang rahib yang telah berhasil membuatnya bertobat, meski dengan mengorbankan nyawanya..


Sungguh, suatu pertobatan yang sangat mahal.....

No comments:

Post a Comment

Mengenai Saya

My photo
Penulis dapat dihubungi di: Email: kresnagugah@gmail.com sunjaya73@gmail.com FB: https://www.facebook.com/kresna.gugah.77 BB: 7E749FBD

Search