Sunday, December 28, 2014



SANG PENJAGAL [3]

Esoknya, GR n Stephen berunding, akan kemana dulu langkah mereka??
Akhirnya GR memutuskan untuk kembali kerumah Ny Lenny.
Pkl 10.07 mereka tiba di lokasi, nampak  2 orang petugas masih berjaga-jaga, disekitar TKP telah dipasang police line, GR segera memperlihatkan kartu pengenalnya dan dua orang petugas itu mempersilahkannya masuk. Suasana ruangan masih sama seperti tadi malam, pintu dan jendela tidak rusak, artinya si pembunuh masuk lewat pintu biasa, dan bisa jadi, telah dikenal oleh Ny Lenny, sehingga Ny Lenny mempersilahkannya masuk, dan saat Ny Lenny berjalan kearah ruang tengah, si pembunuh memukulnya dari belakang.
Atau si pembunuh mengaku sebagai petugas atau pengantar barang, atau mengatakan sesuatu yang membuat Ny Lenny percaya, dan saat Ny Lenny lengah, si penjagal menghabisinya.
Atau kemungkinan ketiga, si pembunuh memang telah dikenal oleh Ny Lenny, dan Ny Lenny tak mengira dirinya akan dihabisi..
Demikian argumentasi Stephen.....menarik..pikir GR, jika demikian, ada baiknya mewawancarai para tetangga dahulu, merekapun keluar lagi, dan mulai menanyai tetangga sekitar rumah.
Hasilnya, seorang ibu melihat seorang pria datang kerumah itu sekitar pkl. 20.00, dia memijit bel, dan kemudian berbicara sebentar dengan Ny Lenny, kemudian mereka masuk kedalam, kl 20 menit kemudian, pria itu keluar rumah dengan tenang, mengucapkan selamat malam dan pergi dari situ.
Ny Yati tak mendengar suara teriakan atau jeritan, karena tempatnya berdiri agak jauh dari rumah Ny Lenny, dia berada diseberangnya, sedang menunggu tukang nasi goreng langganannya, kebetulan saja dia melihat pria itu, sayangnya pria itu memakai jaket dan topi yang menutupi sebagian wajahnya dan Ny Yati tak begitu perhatian..

Siangnya anak dan menantu almarhumah datang, sayangnya tak ada yang menarik dari wawancara mereka, semuanya normal saja dan kesedihan mereka tak dibuat-buat.
GR dan Stephen fokus mencari identitas pria misterius yang menyambangi rumah Ny Lenny malam itu.
GR menelpon seorang kawannya , seorang ahli pembuat sketsa dari polres setempat dan mereka kembali ke rumah Ny Yati, Ny Yati diminta menggambarkan ciri2 pria misterius itu...

Dari sketsa yang dibuat, tergambar sosok seorang pria bertubuh agak tinggi dan berbadan tegap, memakai topi dan jaket, berkulit agak putih, memakai celana panjang hitam atau coklat.
GR dan Stephen mengucakan terima kasih, mereka segera menuju mabes dan mencoba mencocokkan sketsa itu dengan DPO disitu, tetapi hasilnya tidak begitu memuaskan....
Sosok yang dikira Sang Penjagal, masih misterius...

Besok malamnya, masuk lagi sms gelap ke hp GR, isi sms singkat, hanya angka "4"
GR dan Stephen sadar, tak ada gunanya panik, kali ini Sang Penjagal memang pegang kendali, namun mereka percaya, tak ada pembunuhan yang sempurna, dan mereka menunggu sampai Sang Penjagal terperosok sendiri....

Pkil 22.00, Kapolres Aguan David telepon, kali ini ada korban lagi, seorang bankir yang baru pulang dari bandara, tepat didepan rumahnya, saat dia baru turun dari mobil BMW nya, sebuah pukulan telak menimpa kepalanya, tapi tidak hanya itu, tiga buah tembakan menembus dadanya.
Korban bernama Paul Stevenson, seorang bankir yang lumayan sukses bernama , baru saja pulang dari Bali, si penjagal sudah menunggunya dibalik pohon dihalaman rumahnya, korban baru diketahui keluarganya saat istrinya merasa heran, kok suaminya ga masuk rumah, padahal dia tahu Paul sudah pulang.
Disamping mayat Paul, ada secarik kertas putih bertuliskan angka 4.

Istri korban, Silvana, tak mendengar bunyi tembakan, hanya mendengar suara mencicit 3 x, ini berarti pistol yang digunakan memakai peredam, Sang Penjagal ingin memastikan bahwa korban benar2 telah tewas, sehingga sampai 3 x menembaknya.
Olah TKP berlangsung dengan cepat, mayat langsung dibawa ke RSCM untuk diautopsi...
GR dan Stephen ikut ke RS, keruang autopsi.
Hasil autopsi, tengkorak kepala pecah, tiga peluru menembus jantungnya yang menyebabkan kematian, proyektil peluru yang masih menancap segera dikeluarkan dan diteliti....

Besok siangnya, baru GR dan Stephen bisa bertemu dengan keluarga korban...
Ny Silvana didampingi oleh dua orang anaknya yang sudah remaja dan kembar, Teddy dan Rudy,kakak iparnya Gunawan dan adiknya Johan, mereka berkumpul di ruang tamu..
Tidak, Paul tak punya musuh dan sedang tidak bersengketa dengan siapapun, kata Silvana yang dibenarkan oleh Gunawan dan Johan.
Bagaimana dengan saingan bisnisnya..??
sebagai seorang bankir yang sukses, tentunya banyak godaan dari saingannya..?? tanya Stephen..
Silvana menjawab kurang tahu mengenai hal itu, memang Paul pernah bercerita ada saingannya yang kebetulan teman sekuliahnya dahulu di universitas yang sama, menawarkan gaji yang menarik jika mau membantu banknya, tapi Paul orang yang loyal dan susah dibujuk..
Apakah Ny Silvana tahu siapa orang yang pernah nawarin Paul pekerjaan yang adalah teman semasa kuliah dahulu..?? Silvana menjawab tak tahu.
Dimana dahulu Paul kuliah..?? Di Universitas Airlangga jawab Silvana...

Hmm. agak susah juga melacaknya..pikir GR, bisa saja Sang Penjagal memang acak memilih korbannya dan dari caranya membunuh, nampaknya sudah diperhitungkan secermat mungkin, sehingga jejak yang ditinggalkan sangat minim, keempat korban memang sengaja diberi petunjuk bahwa pelakunya sama, tapi apa motifnya..?? profesi keempatnya sangat berbeda dan tak berhubungan satu sama lain...

Untuk menyegarkan kembali pikiran mereka, GR dan Stephen meluangkan waktu berjalan-jalan ke mall di sekitar bundaran HI...

to be continued

No comments:

Post a Comment

Mengenai Saya

My photo
Penulis dapat dihubungi di: Email: kresnagugah@gmail.com sunjaya73@gmail.com FB: https://www.facebook.com/kresna.gugah.77 BB: 7E749FBD

Search