Thursday, August 25, 2016

SURAT DARI LAUT [3]

Pagi itu, Neneng Moel terjaga pukul 04,20...
Teman sekamarnya, Pipih masih lelap tertidur, sayup-sayup terdengar adzan subuh, Neneng segera bangkit, teringat kewajibannya sebagai umat muslim, dia menggoyang tubuh Pipih sambil berbisik :
'Pih, atos subuh....'...
Pipih membuka matanya, rasa kantuk masih menyergapnya, namun saat adzan subuh makin jelas terdengar, iapun segera bangkit, dan wudhu bersama Neneng.......

Selesai sholat subuh, kantukpun hilang, keduanya keluar kamar dan menuju lobby khusus untuk rombongan mereka, tak ada seorangpun di lobby, surat-surat dalam botol itu masih tergeletak disana, diatas meja bundar.....
Tiba-tiba Neneng tertarik, ia dan Pipih duduk di sofa didepan meja bundar itu, Neneng mengambil surat misterus itu, dan mulai membacanya bersama Pipih....

SURAT KELIMA

"Bandung, 30 April 1983

Dear Susan.....
Aku bisa menerima keputusanmu untuk bercerai denganku secara resmi, aku tahu, hubungan kita tak bisa dipertahankan lagi, aku memang mudah tergoda oleh wanita, aku akan meleleh jika mendengar wanita mengeluh, atau meneeskan air mata, aku tak tahu mengapa bisa begini, mungkin karena semenjak kecil, aku diasuh oleh ibuku, ayahku meninggal ketika aku masih berusia 3 tahun, dan ibu membanting tulang untuk menghidupiku..
Kini hidupku terasa sepi....
Sianti dan Leni telah mendapatkan pria yang lebih baik dari aku, dan mesti engkau memutuskan untuk tak menikah lagi, kau juga memutuskan tak bisa menerima aku kembali....

Meski aku masih bekerja ditempat yang sama namun kesunyian selalu menemani aku, bawahan dan teman kantorku yang wanita, ketakutan jika bertemu denganku, mereka menciptakan tembok yang tak bisa aku tembus, mereka tahu bagaiman kisah asmaraku dengan Leni, dan mereka menyalahkan aku, menganggap aku sosok yang tidak baik, yang harus dijauhi.....
Aku terima semua itu...

Hiburanku saat ini hanya jalan-jalan ke mall setelah pulang kerja, menikmati masakan Jepang seperti kebiasaan kita dahulu, mencari film-film vcd, dan menontonnya sampai pagi di rumah....
Aku punya langganan, counter vcd disebuah mall, Cinematrix namanya, dan ada Lin Xia yang suka menawarkan film-film bagus untukku..
Awalnya aku tak tertarik dengan Lin Xia, tapi sikapnya yang ramah membuat aku merasa mempunyai seorang sahabat, setiap minggu aku mampir ke gerainya, menanyakan kalau ada film-film vcd yang baru, dan membeli semua yang ditawarkannya..
Lama kelamaan, aku merasa dekat dengannya..
Lin Xia seorang gadis yang cantik, dari keluarga sederhana, dia bekerja disitu untuk membiayai hidupnya sendiri, dia mau mandiri, tak mau bergantung pada siapapun juga....
Suatu hari aku mengajaknya makan siang, tapi Lin Xia menolak dengan halus, jadi kubelikan paket hokben untuknya, sambil aku beli vcd terbaru....

"Oom, ini ga ada apa-apanya khan? " tanyanya saat menerima masakan jepun itu...
"Engga dong, tak usah kuatir Lin..." jawabku....
Lin Xia mengucapkan terima kasih, entah mengapa, aku merasa bahagia melihat matanya berbinar..

Semenjak itu, setiap minggu aku memberinya berbagai aneka makanan, awalnya Lin Xia sungkan, namun lama-lama menjadi terbiasa...
Akhirnya, pada suatu siang, ia tak menolak saat kuajak makan di gerai chinesse food..
Kami makan sambil mengobrol, Lin Xia bercerita mengapa dia tak kuliah, dan mengapa dia bekerja disitu...
Kemudian giliranku berkisah, kuceritakan bahwa aku duda yang kesepian...
" Ooh..." begitu katanya...

" Lin Xia, maukah kamu menjadi kekasihku...?" tayaku tiba-tiba, setelah selesai makan...
Lin Xia terbelalak kaget, dan untuk sesaat dia tak bisa menjawab...
" Usia kita beda jauh Oom...' jawabnya.....
" Apa bedanya.? " kataku...
" Kau dan aku sudah dewasa, dan aku merasa cocok denganmu...." kataku melancarkan rayuan maut..

Lin Xia menunduk......
" Aku...perlu berfikir...." jawabnya sambil menunduk....

Kugenggam jemarinya yang lembut, dan kutembakkan peluru terakhirku...
" Aku mencintaimu, dan ingin menikah denganmu...." kataku....

Lin Xia terdiam beberapa saat, kemudian menarik tangan lembutnya..
Lin Xia kemudian berdiri, dan meninggalkan aku, tanpa sepatah katapun keluar dari bibirnya...
Aku memandanginya, sampai bayagannya lenyap dibalik tembok...

Minggu depannya, saat aku mampir lagi ke Cinematrix, Lin Xia sudah tak nampak lagi disana, karyawan yang lainnya bilang bahwa Lin Xia sudah keluar dari situ, dan tak tahu pindah kerja dimana, akupun pergi dengan kecewa, aku tak tahu, bahwa saat itu, Lin Xia sedang mengamatiku dari jauh, ia tahu bahwa pada jam itu aku berkunjung ke gerainya...

Dengan lesu, aku berbalik dan pergi dari situ, karyawati yang lainnya mencoba merayuku dengan film-film baru, namun aku tak tertarik....
Aku mampir di chinesse food tempatku terakhir bertemu dengan Lin Xia, memesan masakan yang persis sama dengan seminggu yang lalu, melamun dan mereka-reka ulahku yang menyebabkan dia pergi dari situ....

Tiba-tiba ada seseorang berdiri didepanku, terkejut aku dibuatnya...

"Lin Xia...? " tanyaku....

Hyaa, dia adalah Lin Xia, pakaiannya beda sekali, memakai rok panjang yang anggun, make up tipis menghias wajahnya, menambah cantik paras orientalnya...
Terpesona aku melihatnya, dengan gugup aku berkata :
" Eeh, silahkan duduk...."

Lin Xia duduk sambil tersenyum....
" Aku sudah pesan masakan...
Kita makan siang yaa? " tanyaku
Lin Xia mengangguk sambil tersenyum..

" Eeh, kamu ngga kerja disitu lagi..? " tanyaku....

Senyum Lin Xia makin lebar, dia menggeleng...
" Takut dirayu sama oom-oom..' jawabnya jenaka...

Aku menatap lekat matanya, Lin Xia balas menatapku....
Oh my God, tahulah aku sudah. Lin Xia menerima cintaku...

" Aku..ingin tahu rumahmu..." kataku....
 " Boleh..?" tanyaku..

Lin Xia mengangguk....
" Nanti kita kerumah, mama sudah menunggu..." jawabnya....

Oh my......."


[bersambung]


No comments:

Post a Comment

Mengenai Saya

My photo
Penulis dapat dihubungi di: Email: kresnagugah@gmail.com sunjaya73@gmail.com FB: https://www.facebook.com/kresna.gugah.77 BB: 7E749FBD

Search